namatoko.it.com – Mendis Coconut Brandy adalah salah satu minuman beralkohol paling unik dan mewah di dunia, yang diproduksi oleh W.M. Mendis and Company, perusahaan minuman asal Sri Lanka yang sudah berusia lebih dari satu abad. Berbeda dari brandy tradisional yang dibuat dari anggur, Mendis Coconut Brandy adalah spirit bening yang terbuat dari nektar bunga kelapa (bukan daging kelapa), difermentasi dan didistilasi menjadi minuman halus dengan rasa tropis yang khas. Diluncurkan pada 2007, minuman ini langsung mencuri perhatian karena botol pertama dijual seharga satu juta dolar AS—rekor sebagai brandy paling mahal saat itu. Pada 2025, Mendis tetap menjadi simbol inovasi dalam industri spirit, diekspor ke lebih dari 10 negara termasuk Australia, Jerman, dan Amerika Serikat.
Sejarah dan Latar Belakang
W.M. Mendis and Company didirikan pada 1870 di Negombo, Sri Lanka, sebagai perusahaan minuman yang awalnya memproduksi arrack—minuman tradisional dari nektar palem. Pada awal abad ke-20, Mendis menjadi pionir dalam distilasi spirit dari bahan lokal, termasuk arrack kelapa yang diekspor ke Inggris dan India. Pada 2007, perusahaan meluncurkan Mendis Coconut Brandy sebagai “brandy pertama dari kelapa” di dunia, dipromosikan sebagai minuman ultra-premium dengan botol edisi khusus seharga USD 1 juta.
Peluncuran ini dilakukan di New York City, di lounge mewah 49 Grove, dihadiri selebriti dan kolektor minuman. Botol pertama dijual melalui lelang, menciptakan buzz global sebagai “liquid luxury”. Meskipun menghadapi tantangan seperti penutupan sementara pada 2018-2022 akibat masalah pajak dan akuisisi oleh People’s Bank Sri Lanka, Mendis bangkit kembali pada 2023 dengan fokus ekspor. Pada 2025, perusahaan memproduksi berbagai varian, termasuk VS (Very Special) dan XO (Extra Old), dengan distribusi ke pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia melalui importir premium.
Proses Produksi
Mendis Coconut Brandy dibuat dari nektar bunga kelapa (toddy) dari pohon palem Borassus flabellifer, yang ditap dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pohon. Prosesnya mirip distilasi brandy tradisional, tapi dengan twist tropis:
- Pengumpulan Nektar: Petani memanjat pohon pagi-pagi untuk mengumpul nektar segar dari bunga, yang difermentasi alami menjadi alkohol 8-12%.
- Distilasi: Nektar didistilasi dua kali di pot still Prancis untuk kemurnian, menghasilkan spirit bening dengan ABV 40%.
- Pematangan: Disimpan minimal 2 tahun di tong kayu Halmilla (kayu endemik Sri Lanka) untuk rasa halus, atau lebih lama untuk varian XO (5-10 tahun).
- Botol dan Label: Botol edisi terbatas menggunakan kristal Baccarat untuk versi mewah, sementara versi standar menggunakan desain sederhana.
Hasilnya adalah brandy bening dengan aroma kelapa ringan, rasa manis vanila, dan aftertaste pedas halus—cocok dicampur dengan soda atau dinikmati straight.
Rasa dan Varian
Mendis Coconut Brandy menawarkan profil rasa unik yang membedakannya dari brandy anggur:
- Aroma: Catatan tropis kelapa segar, vanila, dan sedikit kayu manis dari tong Halmilla.
- Rasa: Manis lembut di awal, diikuti umami kelapa dan hint karamel; tekstur velvety dan halus.
- Aftertaste: Panjang dengan sentuhan pedas, tanpa rasa alkohol kasar.
Varian utama:
- VS (Very Special): Diproduksi 2 tahun, ABV 40%, harga sekitar Rp 1-2 juta per botol (750 ml).
- XO (Extra Old): Diproduksi 5+ tahun, lebih kompleks, harga Rp 3-5 juta.
- Edisi Khusus: Seperti botol USD 1 juta (2007) yang berisi 1 liter XO dengan permata dan desain kristal.
Di Indonesia, Mendis tersedia di toko premium seperti Bin House atau online via Tokopedia, sering dipromosikan sebagai alternatif vodka tropis untuk cocktail seperti Coconut Martini.
Warisan dan Dampak Budaya
Mendis Coconut Brandy bukan hanya minuman—ia adalah simbol inovasi Sri Lanka di pasar global. Botol satu juta dolar tahun 2007 menjadi headline di Trend Hunter dan Exotic Excess, menarik perhatian kolektor seperti miliarder yang membelinya untuk koleksi pribadi. Pada 2025, Mendis berkontribusi pada ekspor minuman Sri Lanka senilai USD 50 juta, mendukung petani palem di wilayah pesisir.
Dalam budaya, minuman ini sering muncul di acara mewah Asia Selatan, seperti pernikahan di Colombo atau pesta di Dubai. Di Indonesia, ia populer di kalangan pecinta cocktail tropis, dengan bartender di Jakarta seperti di Potato Head menciptakan varian seperti Mendis Coconut Old Fashioned.
Fakta Menarik
- Rekor Mahal: Botol pertama adalah brandy paling mahal saat peluncuran, melebihi Macallan 1926.
- Bukan dari Kelapa: Meskipun namanya “coconut”, dibuat dari nektar bunga palem, bukan daging kelapa.
- Proses Tradisional: Tapping nektar dilakukan manual, mendukung 10.000 petani di Sri Lanka.
- Ekspor Global: Diekspor ke 10 negara, termasuk AS di mana disebut “vodka baru dari kelapa”.
- ABV Fleksibel: Varian standar 40%, tapi edisi khusus bisa mencapai 43% untuk rasa lebih bold.
Mendis Coconut Brandy adalah perpaduan sempurna antara tradisi Sri Lanka dan kemewahan modern, dengan rasa tropis yang halus dan cerita botol satu juta dolar yang legendaris. Cocok untuk pecinta spirit unik, minuman ini menawarkan pengalaman baru di dunia brandy. Pada 2025, coba varian VS di bar premium Jakarta atau impor via e-commerce—nikmati kelembutan kelapa dalam segelas kristal. Selamat bersulang dengan inovasi dari Pulau Serendip!
