namatoko.it.com – Bottega Veneta, sebuah rumah mode mewah asal Italia, telah menjadi simbol keanggunan yang bersahaja dan keahlian luar biasa sejak didirikan pada tahun 1966. Berbasis di Milan, merek ini terkenal dengan teknik tenun kulit khasnya, Intrecciato, serta filosofi “stealth wealth” yang menekankan kualitas di atas logo yang mencolok. Artikel ini akan menjelajahi sejarah, inovasi, dan pengaruh global Bottega Veneta dalam dunia mode.
Awal Mula dan Filosofi Merek
Bottega Veneta didirikan di Vicenza, Italia, oleh Michele Taddei dan Renzo Zengiaro. Nama “Bottega Veneta” yang berarti “Toko Venesia” mencerminkan akarnya dalam tradisi kerajinan tangan Italia. Berfokus pada barang-barang kulit berkualitas tinggi, merek ini mengembangkan teknik Intrecciato, sebuah metode menenun potongan kulit tipis untuk menciptakan tekstil yang kuat dan estetis. Teknik ini lahir dari kebutuhan praktis karena mesin jahit pada masa itu tidak cukup kuat untuk menangani kulit tebal, namun akhirnya menjadi ciri khas merek yang ikonik.
Slogan merek, “When your own initials are enough,” yang diperkenalkan pada tahun 1978, menggarisbawahi pendekatan Bottega Veneta terhadap kemewahan yang bersahaja. Berbeda dengan tren logomania pada era 1990-an, Bottega Veneta memilih untuk tidak menggunakan logo mencolok, menjadikan kualitas dan desain sebagai pusat perhatian. Filosofi ini menarik perhatian tokoh seperti Andy Warhol, yang membuat film pendek untuk merek ini pada tahun 1985, dan aktris Lauren Hutton, yang mempopulerkan tas Intrecciato dalam film American Gigolo (1980).
Perkembangan dan Transformasi
Pada akhir 1970-an, Renzo Zengiaro meninggalkan perusahaan, dan Michele Taddei menyerahkan kepemimpinan kepada mantan istrinya, Laura Braggion, yang bersama suami keduanya, Vittorio Moltedo, memimpin ekspansi merek ke Amerika Serikat dengan membuka toko pertama di New York pada tahun 1972. Pada 1990-an, Bottega Veneta meluncurkan koleksi ready-to-wear pertamanya di bawah desainer Edward Buchanan, dengan pertunjukan mode perdana di Milan pada tahun 1998.
Namun, pada akhir 1990-an, merek ini menghadapi kesulitan keuangan karena tren logomania mendominasi pasar. Pada tahun 2001, Gucci Group (kini bagian dari Kering) mengakuisisi Bottega Veneta seharga $156 juta, menandai titik balik penting. Tomas Maier ditunjuk sebagai direktur kreatif, dan ia mengembalikan merek ke akarnya dengan menekankan keahlian tangan dan desain minimalis. Di bawah kepemimpinannya, penjualan melonjak hingga mencapai $1 miliar pada tahun 2012, menjadikan Bottega Veneta salah satu merek dengan pertumbuhan tercepat di bawah Kering.
Era Modern: Daniel Lee dan Matthieu Blazy
Pada tahun 2018, Daniel Lee mengambil alih sebagai direktur kreatif, membawa angin segar dengan pendekatan yang lebih modern dan berani. Lee memperkenalkan produk ikonik seperti tas Pouch, Cassette, dan Jodie, serta sepatu Puddle Boots dan Lido Sandals, yang menjadi sensasi di media sosial dan menarik generasi baru penggemar mode. Ia juga memperkenalkan “Bottega Green,” warna khas yang menjadi identitas visual merek. Strategi inovatifnya, termasuk menutup akun media sosial resmi merek untuk menciptakan kesan eksklusivitas, memperkuat posisi Bottega Veneta sebagai merek yang trendi namun tetap setia pada warisannya.
Pada November 2021, Lee mengundurkan diri, dan Matthieu Blazy, yang sebelumnya bekerja di Celine dan Maison Margiela, diangkat sebagai direktur kreatif. Blazy melanjutkan pendekatan modern dengan memperkenalkan desain seperti tas Kalimero, Andiamo, dan celana denim kulit trompe-l’œil. Ia juga membawa elemen seni ke dalam koleksi, seperti kolaborasi dengan pematung Gaetano Pesce untuk kampanye musim semi 2023. Pada Desember 2024, Bottega Veneta mengumumkan kepergian Blazy dan menunjuk Louise Trotter sebagai direktur kreatif baru, yang akan memulai tugasnya pada Januari 2025.
Komitmen terhadap Keberlanjutan
Bottega Veneta juga telah menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan. Merek ini menggunakan bahan daur ulang dan telah menetapkan target berbasis sains untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di operasi langsung dan rantai pasokannya. Selain itu, Bottega Veneta memiliki kebijakan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menerapkan aktivitas pengurangan air dalam rantai pasoknya. Program penjualan kembali produk bekas juga diperkenalkan untuk mendukung ekonomi sirkular. Namun, penggunaan kulit eksotis dan bahan turunan hewan masih menjadi perhatian dalam penilaian keberlanjutan, meskipun merek ini memiliki kebijakan kesejahteraan hewan yang selaras dengan Five Domains.
Pengaruh Global dan Budaya
Bottega Veneta telah berevolusi dari sebuah toko kecil di Vicenza menjadi raksasa mode global dengan pendapatan melebihi €1,6 miliar pada tahun 2021. Tokoh-tokoh seperti Kendall Jenner, Rihanna, dan I.N dari Stray Kids, yang menjadi duta merek pada tahun 2025, telah memperkuat daya tarik merek ini di kalangan milenial dan Gen Z. Tokoh-tokoh lain seperti A$AP Rocky dan Mary J. Blige juga terlihat mengenakan desain Bottega Veneta, mempertegas statusnya sebagai ikon mode modern.
Merek ini juga merayakan warisannya melalui inisiatif seperti Scuola dei Maestri Pellettieri, sebuah sekolah untuk melatih pengrajin kulit, memastikan teknik Intrecciato tetap hidup. Pada tahun 2023, Bottega Veneta membuka toko andalan di Paris dan Milan, serta merayakan 50 tahun teknik Intrecciato melalui kampanye “Craft Is Our Language” yang menyoroti keahlian tangan para pengrajin.
Bottega Veneta adalah perwujudan kemewahan yang halus, menggabungkan keahlian tradisional Italia dengan inovasi modern. Dari teknik Intrecciato yang ikonik hingga desain kontemporer yang memikat, merek ini terus mendefinisikan ulang standar mode mewah. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan dan kepemimpinan kreatif yang terus berkembang, Bottega Veneta tetap menjadi kekuatan utama dalam industri mode, menginspirasi mereka yang menghargai keindahan dalam kesederhanaan dan kualitas tanpa kompromi.